Tuesday, August 26, 2014

Belajar memetik kebaikan dari hidup sederhana

Hidup Sederhana itu indah, itu yang dulu pernah diajarkan oleh Bapak. Sewaktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Bapak berangkat kerja setelah solat subuh mengkayuh sepeda kesayangannya dari Bekasi sampai Kawasan Industri Pulogadung. Sungguh itu jarak yang cukup jauh. Ketika pulang kerja, wajahnya selalu berbinar, aku tahu dia pasti sangat letih. Sepulang dari pabrik, bapak yang menjabat sebagai bagian dari General Affair biasanya membawa makanan lebih dari catering pabrik untuk disantap keluarga dan dibagikan ke tetangga-tetangga.

Bapak sering dipanggil pak Ustadz baik di kompleks rumah atau di pabrik, karena Bapak yang suka menjadi pak guru dalam pengajian anak-anak, bapak-bapak, dan ibu-ibu. Dan aku bangga dengan hal itu. 

Bapak adalah salah satu sosok pemimpin keluarga yang hidup sederhana dan Mahmoud Ahmadinejad adalah salah satu sosok pemimpin yang hidup sederhana pada zaman sekarang ini. Dia adalah presiden Iran yang sangat sederhana. Pernah suatu ketika ia diwawancarai TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya. Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda? Ia menjawab Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya: Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran. (Sungguh pemimpin yang sangat rendah hati).

Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa.
Di banyak kesempatan Mahmoud Ahmadinejad bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

Di bawah kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad, saat ia meminta menteri-menterinya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tersebut akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri-menterinya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri-menteri tersebut berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

Langkah pertama Mahmoud Ahmadinejad adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.00.

Ahmadinejad membuka situs lelang (www.ahmadinejad-car.com) untuk mengundang penawaran internasional atas mobil bekasnya - Peugeot 504 tahun 1977, hasil penjualan akan diteruskan ke proyek pembangunan 60.000 rumah untuk orang cacat dan perempuan miskin. Kabarnya sekarang sudah ada yang menawar mobil tersebut sebesar USD1 juta atau sekira Rp8,9 miliar (http://international.okezone.com/read/2011/01/03/214/409850/mobil-ahmadinejad-dibanderol-usd1-juta)

Sebagai tambahan informasi, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimiliki seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan, Mahmoud Ahmadinejad. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa Presiden Mahmoud Ahmadinejad tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira. 

0 comments:

Post a Comment

 
;