Monday, February 10, 2014 1 comments

Biar Gak Ngantuk, Enaknya Ngapain Ya?

Sebenarnya obat ngantuk yang paling mujarab adalah bantal, kalau ngantuk enaknya yaa tidur.. Tapi ada beberapa waktu yang ngantuk tidak pada waktunya seperti saat jam kerja, perkuliahan, atau mengendarai kendaraan.

Aku pernah baca tips menghilangkan ngantuk yang lumayan ampuh dan pernah ku coba adalah dengan menggelitikkan lidah ke langit-langit mulut. Sedikit geli sih, tapi kadar ngantuk jadi berkurang. Coba aja deh.

Kalau versi temanku, obat ngantuk yang lumayan ampuh untuk mengusir ngantuk adalah dengan mengunyah permen karet. 

Ada juga yang dengan membaca cerita lucu atau film/video yang lucu atau horor. Kalau aku sendiri suka baca cerita lucu di Nguping Jakarta : http://ngupingjakarta.blogspot.com/ 

Banyak juga yang hilangin ngantuk dengan minuman seperti kopi, teh hangat, es lemon tea, dan minuman lainnya.





0 comments

[Kajian Tafsir Pekanan Solusi247] Surat An-Nas

Hari/Tanggal :kamis, 13 Februari 2014
Waktu :Bada Maghrib
Tempat : Mushalla Solusi 247 Lt.5
Pengisi :ustad Nurkholis Al-Hafidz
Tema:  tafsir surat An-Nass

Mengapa dalam penyusunan Al-Qur'an, surat An-nass dipilih sebagai surat terakhir atau surat penutup dari Al-Qur'an?
Jawaban sementara dari browsing internet:
Para Ulama sepakat bahwa susunan ayat dalam setiap surat adalah dilakukan atau diperintahkan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW mengikuti petunjuk dari Allah SWT. Rasulullah SAW suatu ketika berkata kepada para sahabat setelah pada Nabi turun suatu ayat, bahwasanya malaikat Jibril menunjukkan padanya suatu urutan tertentu dari ayat-ayat. 

Banyak terdapat kisah dalam kitab-kitab hadits yang menerangkan bagaimana Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an dalam sholat. Para sahabat selama sholat di belakang Nabi SAW. Nabi dalam sholatnya membaca Al-Qur’an dalam urutan yang diberikan Allah. Mereka menggunakan urutan ini untuk belajar, membaca dan menghafal Al-Qur’an. 

Tidak pernah ditemukan para sahabat membaca Al-Qur’an dengan urutan yang menyalahi petunjuk susunan ayat dari Nabi. Urutan surat dalam Al-Qur’an juga disusun menurut petunjuk Allah SWT. Selama hidupnya Rasulullah SAW melakukan 24 kali review bacaan Al-Qur’an bersama malaikat Jibril setiap bulan Ramadhan. 

Ada pertanyaan mengapa bukan surat Al-’Alaq yang ditempatkan sebagai surat pertama di mushaf (lembar Al-Qur’an). Bila dilihat lebih mendalam, akan dtemui bahwa urutan susunan ayat dan surat dalam mushaf memiliki suatu tujuan dan urutan turunnya wahyu juga memiliki suatu tujuan. 

Selama 13 tahun awal perjalanan Islam, tujuan utama misi Rasulullah SAW adalah memanggil manusia untuk masuk dalam Islam. Dalam masa ini wahyu banyak berbicara tentang keesaan Allah. 

Ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah, komunitas Islam mulai bergerak ke arah mapan dan tantangan baru mulai muncul. Fokus misi Islam saat itu adalah pengaturan kehidupan keum muslimin melalui penjelasan yang rinci mengenai, ibadah, hukuman bagi kejahatan dan lainnya. 

Ini menunjukkan kepada kita bahwa turunnya wahyu di masing-masing dari dua masa tersebut memilki suatu tujuan. Ketika wahyu telah turun secara lengkap, keseluruhan isi pesan Al-Qur’an telah dimasukkan ke dalam suatu susunan urutan yang akan tetap demikian hingga hari kiamat. 

Bila Anda membuka Al-Qur’an dan menemukan surat pembuka, Al-Fatihah, Anda akan mengira surat tersebut merupakan ringkasan dari Al-Qur’an. Menjadi induk dari Al-Qur’an, Al-Fatihah membawa semua tema dalam Al-Qur’an dan merangkumnya. Hal yang sama juga berlaku untuk surat Al-Baqarah. Ayat-ayat pertama berbicara mengenai tidak adanya keraguan sedikitpun pada Kitabullah ini. 

Semua tema dan pesan tidak diletakkan kecuali dalam urutan logis sebagaimana petunjuk dari Allah. Bila saja surat seperti Al-’Alaq yang ditempatkan pada permulaan Al-Qur’an, bukan Al-Fatihah, ia tetap akan membawa suatu makna dan pesan. Tetapi tidak sepenuhnya indah seperti urutan ayat dan surat yang kita dapati saat ini dimana surat Al-Fatihah yang menjadi surat pembuka.
Wednesday, February 5, 2014 1 comments

Karyawan pro aktif vs menunggu instruksi dari atasan

Saya pernah mempunyai pengalaman sebagai karyawan di posisi baru, yang mungkin banyak hal yang belum saya mengerti dan mengharuskan saya untuk pro aktif nanya ini dan itu. Tapi atasan saya selalu menjawab "Tunggu instruksi dari saya saja". Dan saat saya menunggu instruksi, atasan saya bilang ke bagian resource kalau saya kurang pro-aktif. Ini yang terkadang membuat saya serba salah antara apakah bersikap pro aktif atau menunggu instruksi dari atasan saja.

Dari pengalaman ini saya belajar, jika suatu saat saya menjadi pimpinan perusahaan dan ada karyawan yang bersikap pro aktif, saya akan menanggapi dan mengarahkannya dengan baik. Karena sebenarnya dia punya ide dan rasa keingin tahuan yang besar dan dengan dia bertanya itu berarti dia meminta instruksi apa yang sebaiknya dia ambil sehingga dia tidak salah dalam mengambil suatu tindakan. 
 
;