Perjalanan mengajarkan musafir bersyukur untuk setiap tetes embun dan hembusan nafas, untuk setiap berkas sinar dan desau angin, ledakan tawa dan persahabatan (Titik Nol hal. 324)Menjelajah pelosok bumi telah lama dilakukan sejak leluhur kita. Gairah petualangan terus berkembang seiring perjalanan sang waktu dan kemajuan teknologi. Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan untuk menikmati betapa indahnya alam ini. Allah sangat memahami betapa hamba-Nya sedang kecanduan nge-trip.
Codet Adventure
CoDET (Community Dua Empat Tujuh) adalah kegiatan ekstrakurikuler karyawan di Solusi247. Diantanya ada Codet Adventure (CA) yang mengakomodir petualangan bagi karyawan 247 agar lebih menghayati dan merenungi ciptaan Tuhan. Adventure digunakan sebagai penyeimbang antara kesibukan kerja, rutinitas keseharian, lingkungan kota dengan berbagai kesibukannya sejenak untuk pergi menenangkan jiwa dan raga mereguk keindahan alam semesta. Dengan harapan tetap menjadi insan pembawa kemaslahatan dalam hidup.
Kali ini saya bersama dengan Codet Adventure yang berjumlah 48 orang berpetualang ke kota Garut. Selain itu kegiatan berpetualang ke Garut ini juga diramaikan oleh Codet Shutter (CS) dan Codet Biker (CB). CS yang mendokumentasikan suatu kegiatan. Codet Biker (CB) yang hobby mengayuh kereta angin sambil menikmati alam. Travel, foto, dan sepeda merupakan hal yang saling berkaitan untuk menikmati alam.
Garut = Swiss Van Java
Kota Garut yang disebut Swiss Van Java memang memiliki tempat wisata alam yang sangat beragam dan hal ini menjadikan Garut sebagai kota tujuan wisata. Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Gunung Papandayan (GP), Pantai Santolo (PS), dan Curug Orok (CO) menjadi tujuan wisata kami di Garut. Kota ini sungguh sensasional, cukuplah sebagai tujuan untuk melupakan sejenak hiruk pikuk Jakarta.
Mendaki Gunung Papandayan
Kota Garut yang disebut Swiss Van Java memang memiliki tempat wisata alam yang sangat beragam dan hal ini menjadikan Garut sebagai kota tujuan wisata. Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Gunung Papandayan (GP), Pantai Santolo (PS), dan Curug Orok (CO) menjadi tujuan wisata kami di Garut. Kota ini sungguh sensasional, cukuplah sebagai tujuan untuk melupakan sejenak hiruk pikuk Jakarta.
Mendaki Gunung Papandayan
Perjalanan dimulai Rabu (5 Juni 2013) sekitar jam 9 malam. Kendaraan terdiri dari 9 mobil. Menurut pembagian dari panitia CA, Saya, Tika, Teri, Lala, Ticer, dan Batara menduduki Mobil Inova. Perjalanan cukup lancar. Kami berisirahat di Reast Area KM 19. Inova sempat nyasar sampai keluar tol Cikampek. Grouping kendaraan di tempat keluar tol Cileunyi tepatnya di Jl. Nagreg Cicalengka yang terdapat sederetan penjual tahu Bungseng (Kalo kata Ticer sih tahu Gingseng, ihihihi). Habis dari kamar kecil, Saya dan Tika sempat kehilangan jejak Inova disini. Ternyata Ticer tidak sadar ada dua penumpang cantiknya yang belum masuk mobil.
Perjalanan mobil ke atas Gunung Papandayan (GP) adalah saat-saat yang sangat menegangkan. Jalan rusak berat, banyak lobang dan semakin parah dengan turunnya hujan yang membuat kabut gunung menguap dan membuat jarak pandang semakin pendek. Ban mobil Evalia di depan mobil kami terjebak di dalam lubang yang digenangi lumpur. Sehingga 3 orang penumpang Evalia masuk ke Inova. Karena tidak memungkinkan Evalia untuk terus naik gunung dan tidak ada putaran memaksa Evalia berjalan mundur untuk turun gunung. Begitupun dengan mobil Exora yang mogok saat mencoba naik ke Gunung Papandayan.
Jalanan yang rusak berat membuat kami lebih ekstra hati-hati untuk memilih jalan yang paling aman untuk dilewati. Terlebih penumpang Inova menjadi berjumlah 9 orang dikarenakan ada tambahan yang pindah dari Evalia. Mas Batara memerlukan fokus ekstra, sementara yang lainnya berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan sehingga kami dapat tiba di lokasi dengan selamat. Rintangan demi rintangan kami lewati. Alhamdulillah, saat-saat yang cukup mendebarkan sudah kami lewati. Sekitar jam 5.30 WIB, akhirnya kami tiba di kaki GP, tepatnya di Camp David. Dinginnya udara pagi GP membuat tubuh menggigil saat saya keluar dari mobil. Di kejauhan perbukitan tampak menantang untuk ditaklukkan.
Perjalanan mobil ke atas Gunung Papandayan (GP) adalah saat-saat yang sangat menegangkan. Jalan rusak berat, banyak lobang dan semakin parah dengan turunnya hujan yang membuat kabut gunung menguap dan membuat jarak pandang semakin pendek. Ban mobil Evalia di depan mobil kami terjebak di dalam lubang yang digenangi lumpur. Sehingga 3 orang penumpang Evalia masuk ke Inova. Karena tidak memungkinkan Evalia untuk terus naik gunung dan tidak ada putaran memaksa Evalia berjalan mundur untuk turun gunung. Begitupun dengan mobil Exora yang mogok saat mencoba naik ke Gunung Papandayan.
Jalanan yang rusak berat membuat kami lebih ekstra hati-hati untuk memilih jalan yang paling aman untuk dilewati. Terlebih penumpang Inova menjadi berjumlah 9 orang dikarenakan ada tambahan yang pindah dari Evalia. Mas Batara memerlukan fokus ekstra, sementara yang lainnya berdoa kepada Allah agar diberikan kemudahan sehingga kami dapat tiba di lokasi dengan selamat. Rintangan demi rintangan kami lewati. Alhamdulillah, saat-saat yang cukup mendebarkan sudah kami lewati. Sekitar jam 5.30 WIB, akhirnya kami tiba di kaki GP, tepatnya di Camp David. Dinginnya udara pagi GP membuat tubuh menggigil saat saya keluar dari mobil. Di kejauhan perbukitan tampak menantang untuk ditaklukkan.
Sekitar jam 7 pagi tim CA mulai bersiap-siap menaklukkan GP dengan seragam Jas Ponconya karena saat itu hujan turun cukup deras. Sedangkan aku sendiri tidak ikut naik gunung karena baru sembuh dari batuk apalagi cuaca yang tidak mendukung. Hasrat hati ingin ikut lihat padang edelweis tapi apa daya kondisi badan yang kurang fit. Saat hujan sudah berhenti, saya diajak mbak Desi untuk naik ke lembah Gunung Papandayan yang tandus dan bisa dicapai hanya sekitar 15 menit. Berikut ini foto Lose in Papandayan.
Kami sarapan di salah satu warung di Camp David yang sudah berjualan di kaki gunung Papandayan selama 15 tahun. Awalnya warung-warung tersebut bebas sewa, saat ini sudah bebas sewa. Lagipula warung-warung tersebut hanya berjualan jika ada gerombolan pendaki yang mengunjungi Papandayan. Saat kami berkunjung ada 3 warung yang buka. Mereka hanya berjualan setengah hari, biasanya jam 1 siang mereka sudah siap-siap turun gunung untuk kembali ke rumah masing-masing.
Sebelum meninggalkan GP, tim CA foto bersama telebih dahulu, katanya untuk kalender 2010, wah flash back dong jadinya, ehehehe
Bermain air dan pasir di Pantai Santolo
Tiba di PS, saya langsung menuju ke penginapan Diar yang dominan dengan warna pink dan abu-abu. Penginapan ini terletak di pinggir pantai dan dilengkapi dengan tempat lesehan yang cukup luas.
Selagi jalan-jalan sore di pinggir pantai saya melihat beberapa pemuda sedang memunguti sampah. Setelah berbincang-bincang dengan salah satu panitia, mereka adalah club motor Yamaha Vixion Club Indonesia - Jakarta Chapter (YVCI-JC) yang sedang melakukan kegiatan ospek. Sapu bersih PS yaitu kegiatan membersihkan sampah di sepanjang PS dan pemasangan tong sampah. Pinggiran PS memang banyak sampah, sungguh disayangkan sekali.
Malamnya kami disuguhi hidangan malam dengan menu Sea Food yang lezat. Oya, ada makanan khas Santolo yaitu mata lembu diberi nama seperti itu karena tampak bagian depan seperti mata sapi / lembu. Geli juga saya ngelihatnya. Begini penampakannya:
Usai dinner, jam 8 malam diadakan workshop fotografi dengan authornya Ka De aka Deden S Hasanudin.
Hari kedua disini kami mengunjungi Pulau Santolo dengan menggunakan jasa penyebrangan menggunakan perahu, harganya Rp 2.000. Pulau Santolo begitu mempesona, sungguh sangat luar biasa keindahannya, ndak bakal nyesel pergi kesini. Kami menghabiskan setengah hari disini dengan menyusuri pinggiran pulau disertai pemandangan yang indah banget.
Para atlet lompat indah 247 menunjukkan kebolehannya. The winner is Mas Udin seduniaa..
Beberapa foto narsis di Pantai Santolo:
Sorenya sambil menunggu giliran bermain Banana Boat saya diajak berenang ke tengah lautan. Dengan berbekal pelampung, saya berenang dengan gaya punggung menghadap langit cerah di tengah lautan. Umhh.. what a beautifull moment.
Deg-degan banget naik Banana Boat, yeahh.. It's my first time!! Satu banana boat dinaiki 5 orang. Banana boat sengaja dibalikkan untuk menjatuhkan kami. Kami dijatuhkan 3 kali dalam satu grup.
Oya, ada ada ibu2 yang agak aneh waktu itu, dia berpakaian seksi dan agak mencolok yaitu dengan celana pendek merah dan kaus u can see hijau dan kaca mata hitamnya. Dia bertapa dan melakukan kegiatan aneh di pinggir pantai kemudian berjalan mendekati tim CA yang sedang berenang di pantai. Otomatis tim CA berpindah tempat menjauh dari wanita tersebut. Ehehehe ada-ada aja yaah.
Hari yang indah dimana saya puas bermain air. Mencecahkan kaki, bercanda dengan ombak, membuat istana pasir, dan bercengkerama dengan kebiruan laut.
Malamnya saya dan beberapa teman melakukan star gazing, gelar tikar dan terpal di pinggiran pantai. Memandang langit dengan taburan bintang adalah saat yang sangat menyenangkan. Saya begitu menikmati angkasa yang cerah dan memancarkan gemerlap sinar bintang. Saya bagaikan berada di dalam kubah raksasa dengan titik-titik terang yang menjadi atapnya. Subhanallah.. What a beautifull.
Happiness is everywhere. I love enjoying a lot of little happiness.
Happiness is everywhere. I love enjoying a lot of little happiness.
Hari terakhir di Garut. Perjalanan ke Curug Orok (CO), mobil Inova sempat selip ke kiri. Sempat deg-degan juga sih. Soalnya di bagian sebelah kanannya ada tebing. Foto dibawah ini menggambarkan Tropper yang sedang menarik mobil Inova.
CO berada di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Garut. CO merupakan salah satu tempat wisata dari rangkaian wisata Angling Darma (Humm,,, Seperti salah salah satu film kolosal Indonesia). Turun dari mobil di tempat wisata ini disambut dengan bau teman-temannya shaun the sheep a.k.a para kambing. Ada playground dan penginapan kayu di tempat wisata ini. Kami berjalan menuruni undakan-undakan menuju CO. Di dekat CO juga terdapat fasilitas kolam renang.
Jika dilihat dari bentuknya curug ini mempunyai dua curug, dimana yang besar melambangkan keberadaan ibu si bayi dan yang kecil melambangkan bayi tersebut. Ada juga cerita dari temennya temenku yang disasarkan oleh seorang nenek yang ternyata telah meninggal di curug ini.
Ketinggian air terjunnya mencapai 45 meter dan di sekitar curug mengalir air yang keluar dari sela-sela dinding bebatuan. Air tersebut sebenarnya berasal dari aliran sungai bawah tanah yang menembus dinding batu.
Karena sudah puas bermain air di Pantai Santolo, tidak ada satupun dari tim CA yang nyebur ke kubangan curug ini selain itu airnya juga agak coklat karena saat kesana pas musim hujan. Justeru yang menjadi daya tarik dari curug ini adalah tahu goreng dan bakwannya.
Foto bersama di Curug Orok:
Di sini saya mencoba sepeda Giant milik Bp. Luthfi dengan melewati jalan bebatuan yang menurun. Sepeda itu memang didesain untuk jalan yang berbatu. Walaupun begitu tapi cukup buat deg-degan dan memacu adrenalin.
Daftar Harga Tiket Masuk dan Parkir (Update Juni 2013)
Tiket Masuk Gunung Papandayan : Rp 2.000 / orang
Tiket Masuk Pantai Santolo : Rp 3.000 / orang
Tiket Masuk Curug Orok : Rp 10.000 / orang
Parkir Mobil di Gunung Papandayan: Rp 10.000 / mobil
Parkir Mobil di Curug Orok : Rp 3.000 / mobil
Oleh-oleh dari Toko Aladdin
1. Keripik Kentang
Ada dua macam snack dengan penampilan dan rasa sangat mirip. Pertama keripik berbahan baku gadung dan kedua berbahan baku kentang. Bedanya, snack berbahan baku gadung irisannya tebal-tebal, diameternya lebih lebar dan bentuknya tidak beraturan. Sementara yang berbahan baku kentang irisannya lebih tipis, diameternya lebih kecil dengan bentuk lebih beraturan. Namun warna dan rasa dua macam keripik ini sama, yakni putih bersih dan lebih dekat ke rasa keripik gadung daripada kentang.
Kerupuk ini selain enak dijadikan lauk pauk untuk menemani makan nasi, juga cocok untuk dijadikan cemilan.
3. Stik Ubi Ungu
4. Dodol Wijen
3. Stik Ubi Ungu
4. Dodol Wijen
5. Kuaci Biji Labu
6. Dodol Zebra
Back to Jakarta
Perjalanan Inova balik ke Jakarta lagi-lagi diwarnai dengan cerita nyasar. Bukannya masuk tol Cileunyi malah masuk mal pasar swalayan. Ahahaha..
Alhamdulillah tiba di Jakarta sekitar jam 11 malam. Hoammzz.. Langsung meluk guling kemudian mengetuk alam mimpi dengan doa ...
Sampai jumpa kembali di petualangan CA berikutnya. Asam di gunung, asin di laut, danmanis di saya.
Foto oleh: Assifaa, Annisa Noviandini, Deden S Hasanudin, Dodi Julianto
Back to Jakarta
Perjalanan Inova balik ke Jakarta lagi-lagi diwarnai dengan cerita nyasar. Bukannya masuk tol Cileunyi malah masuk mal pasar swalayan. Ahahaha..
Alhamdulillah tiba di Jakarta sekitar jam 11 malam. Hoammzz.. Langsung meluk guling kemudian mengetuk alam mimpi dengan doa ...
Sampai jumpa kembali di petualangan CA berikutnya. Asam di gunung, asin di laut, dan
Foto oleh: Assifaa, Annisa Noviandini, Deden S Hasanudin, Dodi Julianto
3 comments:
pertamax diamanken dulu... #padahal belom baca...
Okeh Babang, sudah diamankan.. ehehhe
MAMPIR AGAN/SIS KE PENGINAPAN KARANGLAUT PANTAI SANTOLO SAYANGHEULANG PAMEUNGPEUK GARUT..HP 082129705000..7EAC865A..
Post a Comment