Senyumku langsung mengembang saat saya baca salah satu postingan dari teman FB (Facebook) yang upload foto BP (Bongkar Pasang), salah satu permainan yang sungguh sangat jadul. Dan tiba-tiba bayangan saya langsung flash back ke masa-masa kecil.
Foto yang di-upload di FB teman saya
Saat saya masih SD (Era 90-an), permainan ini sangat terkenal yang dapat mengalahkan permainan Barbie, secara harga BP jauh lebih murah. Dari zaman saya masih piyik sampai udah segede ini. Desain gambar BP yang diatas, kok ndak berubah-ubah ya.. kayak gitu plek persis banget! Berarti perusahaannya kurang kreatif niih... Atau bisa jadi, stoknya banyak banget kali yaa.. ahahhaha..
Saya share gambar ini melalui Whatsapp ke beberapa teman yang masih seumuran, ada yang bilang: "Ya ampun maenan waktu aku kecil, masih ada aja Fa"
Bongkar Pasang adalah gambar sosok dua dimensi yang dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan gambar pakaian dan aksesorisnya. Bisa berupa gambar sosok pribadi, tokoh kartun, atau orang dengan rekaan belaka. Ditambah pula gambar berbagai peralatan rumah tangga semisal tempat tidur, telepon, berbagai gambar makanan, dan lain-lain.
Istilah BP (Bongkar Pasang) berasal dari lembaran kertas permainan ini yang tertera tulisan BP (Bongkar Pasang) di ujung kiri atas. Sesuai dengan namanya, gambar-gambar yang terdapat di lembaran kertas dibongkar atau digunting dahulu baru dipasang sesuai dengan keinginan kita. Di tempat lain kadang dinamakan wong-wongan, putren (permainan putri), orang-orangan, BP mini, omah-omahan, rok-rokan, dsb. Sedangkan di dunia dikenal sebagai paper doll (boneka kertas).
Boneka kertas ini muncul pertama kali di Paris pada abad 18, pada masa pemerintahan raja Louis XV. Awalnya berupa gambar artis yang sedang populer pada waktu itu. Diperuntukkan memang untuk permainan yang bisa dibongkar pasang alias tidak permanen. Dalam perkembangannya permainan ini menyebar keseluruh dunia dengan berbagai karakter seperti: bintang film, tokoh komik, dan yang paling populer adalah sosok boneka Barbie. Permainan ini cepat populer karena sangat mudah dibuat, murah, dan tidak perlu keahlian khusus dalam merakitnya.
Dulu, saya membeli BP ini di abang-abang tukang jual mainan yang mangkal di depan sekolah dasar atau yang lewat di depan rumah. Minimal dua orang untuk bermain BP. Peni Wijayanti adalah nama tetangga saya yang sering bermain BP bareng waktu SD. Saya dan Peni adalah teman sekelas dan bertetangga rumah juga.
Langkah awal dalam bermain ini adalah membuat desain rumah biasanya untuk tembok saya menggambarnya dengan kapur diatas peluran semen, atau kotak-kotak keramik. Setelah itu diteruskan dengan menyusun perabotan rumah. Saya buat kursi dan meja dari kertas. Saya pilih pakaian yang sesuai dengan peran yang akan dimainkan. Saya pilih gambar tokoh yang saya sukai.
Bila sudah selesai menata rumah maka tiba saatnya untuk memainkan permainan ini. Dimulai dengan bangun pagi. "Kukuruyuk," teriak salah satu pemain menandakan bahwa pagi telah tiba. Saya segera ambil boneka kertas dan memerankannya seperti orang bangun tidur dan memasuk ke kamar mandi. "Jebur....jebur....", saya menirukan suara orang mandi kemudian memakai pakaian yang disuka. Saya pun segera menghampiri teman saya untuk saya ajak berangkat ke sekolah dan adegan-adegan keseharian lainnya.
Permainan BP ini merupakan permainan yang memerankan seorang remaja putri dengan berbagai macam model baju yang dikenakannya. Melatih anak perempuan untuk berimajinasi sesuai karakter yang sedang dimainkannya. Merangkai dialog sebagaimana kehidupan sehari-hari. Pemain diajak berkhayal untuk melakukan aktivitas seperti belajar, shopping, pesta, bermain, dan lain-lain.
Itulah satu dari banyak jenis permainan yang saya sukai waktu kecil. Karena permainan ini termasuk permainan edukatif yang mengajarkan kepada saya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, kemampuan memerankan berbagai karakter orang, dan kemampuan menata rumah tinggal.
Kalau kamu dulu mainan orang-orangan ini, kepalanya suka buntung ndak? Gara-gara keseringan buat nyangkutin bajunya. Kan gonta-ganti baju muyuu.. kalau saya sih iyaa. Maaf yaa orang-orangan BP. hehehe
Yaa namanya juga masih kecil, masih anak-anak... mungkin terlalu aktif mainnya atau setelah selesai buru-buru beresinnya. Kalau sudah begini, karena sayang kalau dibuang, saya kasih aja solatip dibagian lehernya.. eheheh.. Ada temenku juga yang biasanya di-streplesin bagian kepala dan badannya biar awet.. ihihihihi. Kecil-kecil sudah muncul ide kreatif yaa..

2 komentar:
Duh jadi masa kecil jaman sd,,,,,, harganya brapa ya sekarang? Dulu cuman seratus aja kayaknya
wah jadi inget jaman dulu main ini
e form
Posting Komentar