Selasa, 21 Januari 2025

Waspada dengan gas lighting

Gaslighting adalah bentuk manipulasi dalam suatu hubungan yang membuat korbannya selalu merasa bersalah, kebingungan, lemas, gelisah, cemas, tidak percaya diri, tidak dicintai, tidak dihargai, insecure, dan meragukan diri sendiri. 

Kondisi ini bisa berdampak serius pada fisik dan psikis korbannya. Dimana ketika psikis korban mulai bermasalah maka akan timbul rasa malas, insomnia, tidak nafsu makan, dan lainnya yang bisa mempengaruhi kesehatan tubuh. 

Gas lighting termasuk salah satu hubungan yang toxic. Hubungan toxic yaitu hubungan yang tidak sehat dan memberikan dampak negatif kepada orang-orang yang terlibat.

Misal, salah satu pasangan yang mengetahui perbuatan tidak pantas pelaku berupa chat wa sayang ke orang lain. Setelah ditanya mengapa seperti itu. Beberapa kemungkinan yang akan dia ucapkan dan perbuat:

  • Pelaku menjawab dengan marah: "Aku cuma bercanda kok dengannya! Gitu aja sedih. Semua kebaikan aku ke kamu ga ada nilainya cuma gara-gara chat ini doang. Kamu tuh selalu kekang aku. Sekalian aja tuh kamu cek semua email aku. Kamu tau kan aku tuh lagi banyak kerjaan!" 
  • Terlebih sampai melempar handphone dan menyalahkan "Tuh puas kan kamu, hapenya rusak gara-gara kamu!". 
  • Setelah itu pelaku melakukan tindakan silent treatment.

Sungguh ucapan dan perbuatan tersebut sangatlah buruk dari seorang gas lighter dengan kelainan kepribadian narsistik. Dia seperti meremehkan perasaan korban yang terluka dan menuduhnya bereaksi berlebihan, berbalik menyalahkan, memutarbalikkan fakta, tidak ada perkataan maaf yang tulus atas kesalahan yang telah diperbuat, dan membuat korban merasa bersalah.

Terkadang pelaku meyakinkan orang lain bahwa korban adalah orang yang mudah bingung, suka mengada-ada, dan sulit mengingat sesuatu. 

Semoga semua pelaku gas lighting mendapatkan hidayah dan tidak mengulangi perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Aamiin.

Menghadapi perilaku gas lighting:

  • Menyadari dan mengenali perilaku gas lighting
  • Jangan berlarut dalam tangisan kesedihan dan cintai diri sendiri, kamu itu berharga.
  • Membuat batasan terhadap pelaku
  • Jangan merasa terintimidasi
  • Mengumpulkan bukti bisa dengan screenshot chat, video, dll. Hal ini agar pelaku tidak bisa menghindar ketika membantah percakapan yang telah terjadi.
  • Konsultasi ke psikolog/psikiater untuk mendapatkan saran terbaik. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;